BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas Negeri Surabaya merupakan salah satu Lembaga Perguruan Tinggi yang mempunyai tugas utama menyiapkan tenaga muda yang profesional baik untuk siap bertugas dalam bidang pendidikan maupun non kependidikan. Pada bidang kependidikan tugas utamanya yaitu menyiapkan tenaga terdidik untuk siap bertugas dalam bidangnya. Oleh karena itu, program kependidikan S2 tidak terlepas dari komponen Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang berupa praktik keguruan di sekolah latihan bagi tenaga pendidik.
PPL ini merupakn kegiatan yang dilakasanakan dalam bentuk pelatihan mandiri yang diarahkan kepada terbentuknya kemampuan keguruan yang terjadwal secara sistematis di bawah bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong yang memenuhi syarat. Secara substansional PPL dapat disebut juga sebagai pengalaman lapangan karena mahasiswa PPL memang berada dalam proses belajar dari profesi pendidikan disekolah. Diharapkan mahasiswa memperoleh pengetahuan praktis dan kemampuan profesioanl yang tidak di peroleh dari kampus atau universitas.
Pengalaman lapangan merupakan salah satu kegiatan-kegiatan kurikulum yang dilakukan oleh mahasiswa mencankup latihan mengajar maupun tugas kependidikan diluar mengajar secara terbimbing dan terpadu untuk memenuhi syarat pembentukan profesi kependidikan.
Sebagaimana dimanatkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 42 (2003: 28), bahwa setiap pendidik dituntut untuk memiliki kualifikasi dan sertifikasi yang dipersyaratkan sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dengan demikian, setiap pendidik tersebut harus memiliki beberapa kompetensi yang terkait dengan teori dan praktik pembelajaran. Lebih lanjut, dalam Undang-undang Guru dan Dosen Pasal 8 (DPR-RI, 2005: 5) dinyatakan bahwa sejumlah kompetensi dan sertifikasi tersebut diperoleh dengan melewati proses pendidikan pofesi. Untuk itu dalam setiap pendidikan calon guru, termasuk Universitas Negeri Surabaya (UNESA), perlu diselenggarakan praktik keguruan yang dikemas dalam Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) untuk mengantisipasi dan mempersiapkan para calon guru agar sukses dalam uji kompetensi guru.
Kenyataan menunjukkan bahwa guru atau calon guru memiliki peran yang dominan dalam pembelajaran. Untuk itu, perlu diusahakan terwujudnya guru dan calon guru, sebagai the man behind the gun, yang berkualitas baik dalam bidang penguasaan bidang ilmu, pemahaman peserta didik, metode pembelajaran, maupun sikap dan kepribadian yang luhur. Dalam rangka peningkatan diri, seorang mahasiswa praktikan harus menyadari, mengevaluasi diri, dan memiliki hasrat untuk berubah menjadi lebih baik. Untuk ini, Sumarno Sudarsono (2005: 117) menyatakan bahwa 4 Steps To Wisdom, yang disusun Anthony de Mello, terdiri atas: (1) mengenali perasaan negatif yang ada pada diri sendiri, (2) jangan anggap itu sebagai suatu kenyataan, (3) jangan samakan diri dengan perasaan itu, dan (4) jangan menginginkan orang lain berubah sebelum diri sendiri berubah, sungguh hal ini sangat relevan untuk direalisasikan bagi para praktikan yang sedang pada tahap perubahan diri. Sungguhpun demikian, kesadaran dan komitmen dari setiap unsur terkait serta kemauan untuk mencapai keberhasilan yang optimal diperlukan kiat-kiat, teknik, dan strategi khusus.
Salah satu karakteristik guru professional adalah memiliki empat kompetensi, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi professional dan kompetensi social. Semua kompetensi tersebut diharapkan dapat teraktualisasikan dalam kegiatan PPL. Dengan melakukan PPL mahasiswa berlatih untuk mengaplikasikan segenap kompetensi teoritis yang telah didapatkannya dari bangku perkuliahan ke situasi praktik di sekolah.dengan demikian melalui kegiatan PPL mahasiswa dipersiapkan menjadi calon guru dan pendidik yang professional di masa depan. Hal ini sesuai dengan amanah dan tuntutan Standar Nasional Pendidikan dan Undang-Undang Guru-Dosen.
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pernyataan itu tertuang dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tentang sistem pendidikan nasional (2005: 76).
Dalam situasi masyarakat yang selalu berubah, idealnya pendidikan tidak hanya berorientasi masa lalu dan masa kini, tetapi sudah seharusnya merupakan proses yang mengantisipasi dan membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang. Menurut Buchori (2001) dalam Khabibah (2006:1), bahwa pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan para siswanya untuk suatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pendidikan tidak lepas dari belajar. Belajar yaitu merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Abdurrahman (2003:28) bahwa “Belajar merupakan proses dari seseorang individu yang berupaya mencapai tujuan belajar atau yang disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang relative menetap”. Sedangkan menurut Karti Soeharto dalam bukunya “Teknologi Pendidikan” yaitu, “Belajar adalah suatu proses yang kompleks, rumit dan unik, Karena memiliki ciri-ciri/ karakteristik tertentu yang berbeda antara si belajar yang lain. Oleh karenanya, belajar adalah masalah individual, dalam arti bahwa belajar akan terjadi karena individu itu sendiri yang melakukannya. Menurut Robert M. Gagne, belajar diartikan sebagai : “Learning is a change in human disposition or capability, which can be retained, and which is not simply ascribable to the process of growth”. (Gagne, 1979 hal.141).
Pembelajaran merupakan proses komunikasi transaksional timbal balik antar siswa dengan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar, pada lingkungan belajar tertentu untuk sasaran tertentu. Untuk mencapai sasaran tersebut, maka pembelajaran harus efektif, yaitu menyenangkan dan bermakna. Karena itu perlu dikembangkan pendekatan-pendekatan pembelajaran, model-model pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang dapat diterapkan pada peserta didik secara optimal sehingga seluruh potensi peserta didik dapat digali sehingga berguna bagi dirinya, masyarakat dan bangsanya (memenuhi tujuan pendidikan nasional).
Dari berbagai macam metode mengajar yang ada, perlu diketahui bahwa tidak ada satu metode pun yang dianggap paling baik diantara metode-metode yang lain. Tiap metode mempunyai karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-masing. Suatu metode mungkin baik untuk suatu tujuan tertentu, pokok bahasan maupun situasi dan kondisi tertentu, tetapi mungkin tidak tepat untuk situasi yang lain. Demikian pula suatu metode yang dianggap baik untuk suatu pokok bahasan yang disampaikan oleh guru tertentu, kadang- kadang belum tentu berhasil dibawakan oleh guru lain.
Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi. Dengan metode demonstrasi, siswa tata busana akan lebih mudah untuk memahami dan mengerti materi yang diajarkan, karena guru langsung mempraktekkan dan mendemonstrasikan secara langsung kepada siswa. Sebagaimana dikemukakan oleh Zakiah Daradjat (2000:289) “Metode demonstrasi ini menggunakan peragaan atau percontohan kepada anak didik sehingga anak bisa meniru dan mendapat pengalaman praktis yang biasanya bersifat tahan lama”.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu dilaksanakan program pengalaman lapangan oleh para mahasiswa pasca unesa khususnya mahasiswa PTK yang terdiri dari jurusan mesin, elektro, sipil, PKK (Tata Boga, Tata Busana, Tata Rias). Ini bertujuan agar para mahasiswa nantinya siap terjun kelapangan kerja yang sesungguhnya setelah lulus dari bangku perkuliahan. Karena berdasarkan undang-undang Republik Indonesia (UU RI) nomer 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, bab IV pasal 9 menyatakan bahwa kualifikasi akademik guru diperoleh melalui pendidikan tinggi Program Pasca Sarjana dan Sarjana atau program diploma IV. Sedangkan berdasarkan PP nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan tuntutan keprofesionalan guru seperti yang telah diuraikan diatas, maka tenaga pendidik diantaranya guru SMK atau dosen harus Sarjana untuk guru dan Magister untuk dosen. Untuk itu kualifikasi guru Tata Busana perlu mendapat perhatian. Kegiatan PPL dilaksanakan pada institusi sesungguhnya atau pada situasi kelas nyata dan dilaksanakan dalam bentuk real teaching atau bentuk-bentuk penyesuaian pada program studi tertentu. Oleh karena itu PPL merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa program studi S2 PTK.
B. Tujuan dari PPL
Tujuan dilaksanakannya kegiatan PPL bagi mahasiswa PTK Pascasarjana Unesa adalah sebagai berikut.
1. Untuk pengalaman bagi mahasiswa khususnya penulis sebagai mahasiswa pasca unesa untuk mengenal kondisi lapangan di sebuah SMK.
2. Untuk mempraktikan rancangan pembelajaran yang sudah dibuat dibangku kuliah pada situasi nyata di kelas XI Tata Busana SMK Negeri 2 Jombang.
3. Untuk dipraktikkan pengamatan lapangan menggunakan instrumen pengamatan dan melakukan kegiatan langsung pada siswa tata Busana SMK Negeri 2 Jombang.
C. Manfaat dari PPL
Manfaat yang dapat dirasakan setelah progam pengalaman lapangan adalah sebagai berikut:
1. Bagi Mahasiswa
a. Menerapkan pengetahuan di bangku kuliah menjadi profesi.
b. Mengembangkan diri dan sebagai sarana untuk memperoleh pengalaman nyata.
c. Mahasiswa dapat menemukan permasalahan dikelas sehingga mereka dapat menambah wawasan dan tahu cara memecahkannya.
2. Bagi Pembaca
a. Menambah pengetahuan
b. Menambah wawasan
3. Bagi Lembaga Pendidikan (Universitas)
a. Meningkatkan mutu universitas melalui peningkatan hasil belajar mahasiswa.
b. Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sehingga menghasilkan mahasiswa yang berkualitas dalam dunia pendidikan dan dunia usaha.
BAB II
PELAKSANAAN PPL
A. Subyek dan Deskripsi Lokasi
Kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) oleh mahasiswa dilaksanakan di SMK Negeri 2 Jombang, program studi keahlihan Tata Busana. Siswa sasaran kegiatan PPL adalah siswa kelas XI Tata Busana semester ganjil Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebanyak 89 siswa.
Standar kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan PPL adalah mahasiswa mampu mengaplikasikan prinsip-prinsip pembelajaran dalam pembelajaran riil di sekolah. Sedangkan kompetensi dasar yang akan dicapai dalam PPL adalah sebagai berikut:
a. Mahasiswa terampil menyusun perangkat pembelajaran kreatif dan inovatif
b. Mahasiswa terampil melaksanakan praktik pembelajaran riil di kelas dengan model-model pembelajaran kreatif dan inovatif
c. Mahasiswa terampil menyusun laoran menejemen pendidikan di sekolah
d. Mahasiswa memiliki kemampuan membina kerja sama dan terampil melaksanakan hubungan personal dan sosial dengan siswa dan personalia sekolah.
Dalam pelaksanaan PPL, kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh mahasiswa meliputi: a) orientasi dan oservasi, b) persiapan mengajar, c) praktik mengajar, d) praktik layanan bimbingan siswa, e) studi administrasi dan pengelolaan sekolah. Masing-masing kegiatan dirinci sebagai berikut:
a. Orientasi dan observasi sekolah
1) Situasi dan observasi sekolah
2) Situasi dan pengelohan sekolah
3) Tugas guru pada umumnya dan tugas guru pamong pada khususnya
b. Persiapan mengajar meliputi persiapan materi dan metode secara tertulis dan persiapan diri dan mental pada setiap kali akan mengajar.
c. Kegiatan praktik mengajar meliputi:
1) Mengisi presensi siswa
2) Melaksanakan prosedur dan metode pengajaran dalam proses belajar mengajar
3) Memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif
4) Membuat atau menggunakan media pembelajaran
5) Latihan mengevaluasi penampilan teman kelas kemudian didiskusikan dengan guru Pamong atau Dosen Pembimbing
6) Mengadakan tatap muka.
7) Mengikuti rapat-rapat yang berhubungan dengan pengembangan guru di sekolah dan MGMP dengan izin kepala sekolah
d. Praktik Layanan Bimbingan Siswa, meliputi:
1) Mengetahui nama-nama siswa di kelas yang akan diajar
2) Mengenal kondisi siswa, diantaranya:
Ø Prestasi belajar (terpandai, terlamban)
Ø Kondisi fisik (cacat, sakit)
Ø Interaksi social (suka mengganggu ketenangan kelas, membantah, bertanya hal-hal yang kurang berhubungan dengan pelajaran)
Ø Ketidakdisiplinan (suka melanggar tata tertib sekolah, tidak memakai seragam, suka membolos, suka menunggak SPP)
3) Mengadakan wawancara dengan siswa.
4) Bersama-sama dengan konselor sekolah membantu memberikan bimbingan kepada siswa yang mempunyai masalah tertentu.
B. Jadwal Kegiatan
Rencana dan pelaksanaan kegiatan PPL secara tabulasi terlihat pada Tabel 1, dimulai dengan pengarahan diakhir bulan September 2013 hingga penyusunan laporan yang berakhir pada awal bulan Januari 2014. Arsir merupakan rencana kegiatan dan pelaksanaan kegiatan. Pada dasarnya seluruh kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan rencana kegiatan. Ada beberapa kegiatan yang mengalami perubahan yang disebabkan berbagai hal yaitu observasi yang dilaksanakan pada awal November 2013.
No | Kegiatan | Sept. | Oktober | November | Desember | Januari | |||||||||
4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | 2 | 3 | 4 | 1 | ||
1. | Pengarahan | | | | | | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | | | | | | ||
2. | Pengurusan ijin ke institusi tempat PPL | | | | | | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | | | | | | ||
3. | Observasi ke institusi tempat PPL | | | | | | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | | | | | | ||
4. | Workshop penyusunan perangkat pembelajaran | | | | | | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | | | | | | ||
5. | Praktik melaksanan PPL | | | | | | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | | | | | | ||
6. | Penyusunan laporan PPL | | | | | | | | | | | | | | |
| | | | | | | | | | | | | |
C. Kegiatan-kegiatan
1. Observasi
Pada kegiatan PPL ini, teknik observasi digunakan untuk memperoleh data lokasi mana yang akan ditempati PPL mahasiswa pasca. Kegiatan ini diawali dengan meminta ijin melaksanakan PPL kepada jurusan PKK Universitas Negeri Surabaya melalui surat-menyurat dengan Kaprodi PTK PPs Unesa. Kemudian dilanjutkan dengan studi pendahuluan tentang sarana prasarana, guru, siswa, kurikulum, dan lain-lainnya.
Observasi yang dilakukan mahasiswa melalui wawancara kepada ketua prodi tata busana SMK Negeri 2 Jombang, untuk menentukan mata pelajaran apa yang akan dijadikan bahan PPL. Mata pelajaran yang dijadikan bahan PPL adalah Kompetensi Kejuruan yaitu Membuat Busana Wanita ini didalamnya terdapat materi Busana kerja dengan teknik semi tailoring diantaranya adalah memotong bahan, menjahit bagian-bagian busana, menyelesaikan jahitan dengan tangan, menghitung harga jual, dan pengepresan. Secara keseluruhan lokasi, guru dan siswa di SMK Negeri 2 Jombang, menunjukkan kriteria yang sangat baik sehingga kegiatan PPL dapat dilaksanakan di SMK Negeri 2 Jombang.
2. Workshop
Workshop merupakan kegiatan persiapan mengajar yang dilakukan mahasiswa dengan bimbingan dosen pembimbing dan dosen pamong. Persiapan mengajar meliputi persiapan perangkat dan media pembelajaran. Perangkat pembelajaran meliputi silabus, RPP, materi ajar, lembar kegiatan siswa, dan lembar penilaian. Sedangkan media pembelajaran yang dipersiapkan adalah materi presentasi dan praktek yang menggunakan LCD proyektor untuk materi dan alat bahan untuk praktek.
Persiapan mengajar telah dilakukan pada mata pelajaran yang telah disepakati antar mahasiswa, dosen pamong, dan dosen pembimbing yaitu Membuat Busana Wanita ini didalamnya terdapat materi Busana kerja dengan teknik semi tailoring diantaranya adalah memotong bahan, menjahit bagian-bagian busana, menyelesaikan jahitan dengan tangan, menghitung harga jual, dan pengepresan. Seluruh perangkat yang dipersiapkan dapat mengacu pada format yang berlaku di SMK Negeri 2 Jombang. Perangkat dan media pembelajaran telah melalui bimbingan dan revisi, sehingga siap untuk digunakan sebagai alat untuk mengajar.
Seluruh hasil workshop mulai dari silabus, RPP, materi ajar, lembar kerja siswa (LKS), dan lembar penilaian (LP) terlampir pada lampiran.
3. Praktik Mengajar
Praktik mengajar oleh mahasiswa dilakukan pada siswa kelas XI Busana dengan jumlah siswa 89 orang. Model pembelajaran yang dilakukan mahasiswa adalah model pembelajaran langsung, karena pemilihan model ini berkaitan erat dengan jenis materi pembelajaran yang disampaikan. Nur (2011: 18) menyatakan model pembelajaran langsung dirancang untuk membelajarkan siswa tentang pengetahuan yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan secara langkah demi langkah. Sedangkan sintak model pangajaran langsung ada lima yaitu fase 1 klarifikasi tujuan dan motivasi siswa, fase 2 mempresentasikan pengetahuan dan mendemonstrasikan keterampilan, fase 3 memberi latihan terbimbing, fase 4 memeriksa pemahaman dan memberi umpan balik, dan fase 5 memberi latihan lanjutan dan transfer (dalam Nur, 2011: 36).
Pratik mengajar pada Standart Kompetensi Membuat Busana Wanita ini didalamnya terdapat materi Busana kerja dengan teknik semi tailoring diantaranya adalah memotong bahan, menjahit bagian-bagian busana, menyelesaikan jahitan dengan tangan, menghitung harga jual, dan pengepresan. Pada materi Busana kerja dengan teknik semi tailoring pertama siswa dijelaskan pengertian hingga alat bahan yang diperlukan, dan mengisi soal latihan tulis, dan pada minggu berikutnya siswa praktek memotong bahan. Minggu berikutnya lagi teori menjahit bagian-bagian busana dan tes tulis dan pada minggu terakhir adalah praktek pengepresan. Hasil belajar siswa terlampir pada halaman lampiran.
D. Masalah dan Solusi
1. Pelaksanaan PPL
Masalah yang sering dihadapi saat PPL adalah pada saat praktek siswa banyak yang belum menyelesaikan tugas mandiri terstruktur karena terkendala dengan sarana mereka di rumah tidak memadai, rusak dan sebagainya. Sehingga diambil langkah untuk menambah jam pelajaran di luar jam sekolah. Untuk menyelesaikan tugas mandiri terstruktur, maka siswa di beri kesempatan mengerjakan di bengkel sekolah. Dengan langkah solusi yang diambil maka sudah tidak ada masalah karena sudah dibicarakan dengan pihak sekolah dan orang tua siswa.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semua kegiatan yang dilakukan pada saat PPL sudah terlaksana dengan baik, adanya sedikit masalah itu bukan menjadi hal yang serius karena dapat diatasi dengan mudah. Semua perangkat mengajar mulai dari silabus, RPP, dll sudah terlaksana sesuai dengan perencanaan. Praktek siswa kelas XI tata busana juga sangat baik, hasil baik dan maksimal. Semua siswa antusias dalam praktek karena materi sangat menarik dan mudah untuk dikerjakan. Secara keseluruhan program PPL telah berjalan dengan baik.
B. Saran
Saran bagi Prodi PTK PPs Unesa dengan diselenggarakannya program PPL adalah perbaikan intensitas komunikasi antar kampus, sekolah, dosen, guru, dan mahasiswa, sehingga kegiatan PPL menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Nur, M. 2011. Model Pembelajaran Langsung. Surabaya: Unesa
Tim, 2012, “Pedoman Program Pengalaman Lapangan Program Studi S2 PTK Universitas Negeri Surabaya”, Surabaya: PTK Unesa
Ernawati,dkk.2008. tata busana jilid 1. Jakarta. Direktorat Pemmbinaan SMK. (hal:108). (Sumber : Buku menjahit step by step Tatiana Vidi)
Roeswoto, Dra. 1986.menjahit pakaian wanita dan anak. Jakarta.PT. Carina Indah Utama. (hal : 15)
Golek, Darminingsih, Sunaryati. 1980. Petunjuk kerja membuat pakaian. Jakarta. Departemen pendidikan. (hal : 44)
Modul SMK.2004.Program Keahlian Tata Busana. Buku 2